MEDAN – Cuaca panas ekstrem melanda Kota Medan dalam beberapa hari terakhir. Sejak pagi hari, sekitar pukul 08.00 WIB, udara terasa gerah dan menyengat meski angin sesekali berhembus.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa suhu di wilayah Medan mencapai angka tertinggi dalam sejarah, yaitu sekitar 38.2°C, menjadikannya suhu terpanas sejak tahun 1977.
Menurut Hartanto, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Polonia, suhu tertinggi bulan ini tercatat mencapai 37°C. Cuaca panas ini dipengaruhi oleh angin Muson Barat Daya yang kering dan meminimalisir pembentukan awan, sehingga sinar matahari langsung menyinari permukaan bumi tanpa hambatan.
Rata-rata suhu harian di wilayah Sumatera bagian utara mencapai sekitar 36°C. Kondisi ini diperkirakan masih akan bertahan selama satu minggu ke depan dan kemungkinan besar bisa kembali terulang pada bulan Juli mendatang. Meski hujan masih mungkin turun, sifatnya hanya lokal dan terbatas.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk membatasi aktivitas di luar ruangan serta berhati-hati dalam penggunaan api mengingat tingkat kelembaban udara yang rendah membuat api mudah menyebar. Titik panas (hotspot) terpantau masih terkonsentrasi di Riau dan Sumatera bagian selatan, dengan Sumatera Utara baru mencatat tiga titik.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Edwin Effendi, menyatakan bahwa suhu panas ekstrem ini dapat memicu berbagai penyakit, terutama infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang disebabkan oleh virus, bakteri, serta kondisi cuaca dan polusi udara.
Ia menyarankan masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh melalui konsumsi buah dan sayuran, menjaga pola hidup sehat, memakai masker saat keluar rumah, dan memperbanyak konsumsi air putih.
Sumber: DAILY ZONE ID.
Komentar
Posting Komentar